Klenteng Sam Poo Kong

 

Jalan-jalan ke Semarang kurang lengkap rasanya bila tidak mampir ke Klenteng Sam Poo Kong. Klenteng petilasan Laksamana Tiongkok Cheng Ho ini dibangun dengan megah, begitu artistik, dan sangat cocok untuk berfoto-foto. Namun, tahukah kamu bahwa Sam Poo Kong tidak hanya keren untuk berfoto-foto tapi juga menyimpan banyak hal keren yang tidak kamu sangka.

Kelenteng Sam Po Kong merupakan bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Tempat ini biasa disebut Gedung Batu, karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang.

Klenteng Sam Poo Kong bisa menjadi tempat wisata yang wajib anda kunjungi saat berada di Semarang. Bukan hanya tempat peribadatan, Sam Poo Kong menyimpan sejuta cerita bersejarah yang mampu menambah wawasan anda. Anda akan mengerti bahwa sejarah Indonesia tidak hanya diwarnai penjajahan, namun juga kisah-kisah toleransi penuh kasih sayang antar sesama umat beragama. Uniknya, Klenteng Sam Poo Kong ini terletak satu komplek dengan masjid.

Sam Poo Kong menjadi tempat wisata yang terbuka untuk umum. Sebagai salah satu tempat wisata dengan yang menampung berbagai umat beragama, Sam Poo Kong semakin memperkaya keanekaragaman pariwisata Indonesia. Dengan luas sekitar 1000 meter persegi, Sam Poo Kong menjadi wisata favorit tak hanya bagi wisatawan lokal, namun juga bagi wisatawan mancanegara.

Sejarah Klenteng Sam Poo Kong Semarang

Laksamana Zheng He (Cheng Ho) terlahir dengan nama Ma San Bao. Itulah mengapa klenteng / tempat petilasan untuk Zheng He menggunakan nama Sam Poo Kong. Dalam dialek Hokkian, Sam Poo Kong atau San Bao Dong (Mandarin) artinya adalah gua San Bao. Asal muasal Klenteng Agung Sam Poo Kong adalah ketika armada Zheng He merapat di pantai Simongan – Semarang karena juru mudinya, Wang Jing Hong sakit keras. Sebuah gua batu dijadikan tempat beristirahat Zheng He dan mengobati Wang Jing Hong. Sementara juru mudinya menyembuhkan diri, Zheng He melanjutkan pelayaran ke Timur untuk menuntaskan misi perdamaian dan perdagangan keramik serta rempah-rempah.

Selama di Simongan, Wang memimpin anak buahnya menggarap lahan, membangun rumah dan bergaul dengan penduduk setempat. Lingkungan sekitar gua jadi berkembang dan makmur karena aktivitas dagang maupun pertanian. Demi menghormati pimpinannya, Wang mendirikan patung Zheng He di gua batu tersebut untuk dihormati dan dikenang masyarakat sekitar. Inilah asal muasal dibangunnya Klenteng Sam Poo Kong di Semarang.

Wang meninggal pada usia 87 tahun dan dimakamkan di sekitar situ. Sejak itu masyarakat menyebutnya sebagai Makam Kyai Juru Mudi. Ketika gua batu runtuh akibat longsor, masyarakat membangun gua buatan yang letaknya bersebelahan dengan Makam Kyai Juru Mudi.

Dalam perjalanannya, Klenteng Agung Sam Poo Kong sudah beberapa kali menjalani pemugaran. Selain karena situasi politik yang tidak menentu pasca kemerdekaan, banjir merupakan masalah utama yang dihadapi Klenteng Agung Sam Poo Kong. Revitalisasi besar-besaran dilakukan oleh Yayasan Sam Poo Kong pada Januari 2002. Pemugaran selesai pada Agustus 2005, bersamaan dengan perayaan 600 tahun kedatangan Laksamana Zheng He di pulau Jawa. Peresmian dihadiri oleh Menteri Perdagangan Indonesia

Mengenal lebih dalam bangunan bersejarah di Sam Poo Kong

Sesampainya di Sam Poo Kong, anda akan disambut dengan patung Laksamana Cheng Ho yang besar dan berdiri tegak. Di dalam, anda akan menemui berbagai bangunan.

Goa Batu menjadi bangunan inti, dimana berdiri patung Laksamana Cheng Ho berbalut emas. Goa ini dipercaya sebagai tempat mendaratnya Laksamana Cheng Ho bersama awak kapal di tahun 1400-an. Sejak tragedi tanah longsor yang menutup goa pada tahun 1700-an, penduduk kemudian membangunnya kembali sebagai penghormatan kepada Laksamana Cheng Ho, dan sebagai tempat peribadatan.

Beberapa bangunan lain di Sam Poo Kong yang tak kalah bersejarah ialah Klenteng Thao Tee Kong. Bangunan ini merupakan tempat pemujaan untuk memohon berkah dan keselamatan hidup kepada Dewa Bumi. Bangunan kedua adalah Kyai Juru Mudi, dimana dimakankan juru mudi kapal yang ditumpangi Laksamana Cheng Ho.

Bangunan ketiga adalah Kyai Jangkar, yaitu merupakan tempat disimpannya jangkar asli dari kapal Laksamana Cheng Ho yang dibalut dengan kain berwarna merah. Kemudian ada bangunan Kyai Cundrik Bumi, yang merupakan tempat penyimpanan segala macam senjata milik awak kapal Laksamana Cheng Ho. Dan terakhir yaitu Kyai dan Nyai Tumpeng, yang merupakan tempat penyimpanan bahan makanan pada masa Laksamana Cheng Ho.

Seperti tempat wisata pada umumnya, tentunya Sam Poo Kong memiliki fasilitas yang memenuhi kebutuhan pengunjung. Antara lain seperti kamar mandi, mushola, tempat parkir yang luas, spot foto yang menarik, serta pusat informasi bagi anda yang ingin lebih mengeksplorasi Klenteng Sam Poo Kong.

Jika anda ingin menyaksikan pertunjukan yang diadakan di kawasan Klenteng Sam Poo Kong, maka sebaiknya datanglah pada hari-hari besar kaum beragama Budha, Kong Hu Cu, maupun Taoisme, seperti Tahun Baru Imlek. Tempat wisata ini sangat cocok bagi anda pecinta fotografi dengan beragam spot yang unik dan penuh cerita. Uniknya lagi, anda pun bisa membawa pulang kenang-kenangan berupa foto mengenakan pakaian khas China dengan biaya sewa kostum IDR70.000 per orang.

Akses menuju obyek wisata Sam Poo Kong cukup mudah. Dari Simpang Lima Semarang, anda hanya perlu mengambil arah melewati Jalan Pahlawan menuju perempatan depan Polda Jawa Tengah. Kemudian melajulah melalui Jalan Veteran menuju RSUP Dr. Kariadi. Dari rumah sakit tersebut beloklah ke kiri. Wisata Klenteng Sam Poo Kong temapt berada di sebelah kiri jalan setelah anda melalui jembatan.
  • Alamat      : Jalan Simongan Raya nomor 129 Bongsari, Semarang, Jawa Tengah
  • Jam buka  : 06.00 – 23.00 WIB
  • HTM          : IDR5.000 – IDR15.000




 

 







Komentar

Posting Komentar